DOMPU, INSANCHANNEL.COM – Sebanyak 40 ha lahan tadah hujan sekali tanam padi kembali menanam padi dengan memanfaatkan sumber air baku di sungai. Selain disuport mesin pompa untuk menaikan air dari sungai, para petani juga dibantu perpipaan untuk mengairi sawah yang ada di sekitar sungai tersebut.
Rencana pemanfaatan air sungai yang mengalir sepanjang waktu untuk mengoptimalkan air baku agar tidak mengalir percuma ke laut ini sudah menjadi program pusat dalam rangka Penambahan Area Tanam (PAT) komoditi padi. Sehingga swasembada pangan nasional kembali dicapai.

Hal itu disampaikan Plt Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan Kabupaten Dompu, Syahrul Ramadhan, SP, Selasa (4/6/2024) sore. Dikatakan Syahrul, awalnya program ini direncanakan pada 130 ha lahan tadah hujan dengan indek pertanaman padi 0 -1 kali setahun dan memiliki sungai yang airnya mengalir sepanjang waktu. Jangkauan lahan dari sungai maksimal 500 meter dengan kemiringan maksimal 20 persen.
Program ini, lanjut Syahrul, sejatinya sudah terlaksana sejak Mei 2024 lalu. Karena ada beberapa syarat dari pemerintah pusat, menyebabkan program ini terlambat dan ketersediaan air baku menjadi terbatas di musim kemarau. Kendati menggunakan air sungai, tapi air yang sama juga dimanfaatkan petani untuk mengairi tanaman komoditi horti, palawija dan jagung.
“Sehingga banyak petani mengajukan penundaan di musim ini. Banyak juga yang sudah terlanjur menanam komoditi lain, sementara program ini khusus untuk komoditi padi,” jelas Syahrul.

Saat ini, lanjut Syahrul, ada 40 ha yang merealisasikan program PAT yang memanfaatkan air baku sungai untuk menanam padi. Yaitu ada di Mangge Nae Kecamatan Dompu dan di Desa Hu’u Kecamatan Hu’u. Para petani setempat lebih awal merealisasi program ini dengan memanfaatkan sumberdaya sendiri sebelum bantuan pemerintah turun. “Alhamdulillah ada sebagian yang memanfaatkan sumberdaya sendiri sebelum bantuannya turun untuk mengejar masa tanam,” katanya.
Syahrul berharap, program ini terus bertambah luas kedepannya. Karena program ini untuk mengantisipasi dampak kekeringan dan menyiapkan stok pangan secara nasional. “Kedepan negara eksportir pangan akan menutup ekspor demi memenuhi kebutuhan dalam negerinya. Itu sebagai dampak kondisi global yang dilanda konflik dan kekeringan. Makanya TNI terlibat di program ini dalam rangka menjaga ketahanan pangan nasional,” ungkap Syahrul. (02ic/*)