MATARAM, INSANCHANNEL.COM-Staf Khusus Wakil Presiden RI, KH. Masduki Baidlawi, M.Si menekankan tentang pentingnya monitoring dan evaluasi sebuah organisasi. Karena monitoring dan evaluasi itu bertujuan untuk menjadikan organisasi itu makin hari makin matang dalam melayani umat. Sebab kalau hanya rutin-rutin saja berarti tidak ada perkembangan.

“Kalau tidak ada perkembangan berarti stagnan,” tandas KH. Masduki Baidlawi, M.Si, Staf Khusus Wakil Presiden RI pada acara Monitoring dan Evaluasi MUI Pusat dan Silaturrahim dengan PJ Gubernur NTB di halaman Kantor MUI NTB Jl. Pejanggik Mataram, Kamis (12/9/2024).
Untuk itu lanjut Baidlowi yang juga salah seorang unsur Ketua MUI pusat ini mengungkapkan bahwa pihaknya sudah mengingatkan Ketua MUI NTB, Prof.H. Syaiful Muslim agar menyiapkan generasinya. “Dibalik Prof. H. Syaiful Muslim sebagai tokoh yang kharismatik di sini supaya disiapkan supaya ada inisiatif-inisiatif gerakan,” ungkapnya seraya menjelaskan bahwa MUI itu adalah sebuah payung bagi organisasi-organisasi Islam lain sehingga gerakan Islam disini akan seperti apa salah satunya tergantung kepada inisiatif-inisiatif, strategis dari MUI.

Ia juga mengutip syair Arab; attariqu atsammu minal madza; Metodologi atau cara itu lebih penting dibanding materi itu sendiri. “Materi dakwah itu kan agama Islam. Islam itu sangat penting iya tapi dakwah itu lebih penting,” tandasnya sembari mengatakan, kalau kita tak punya cara maka seperti dikatakan Sayyidaina Ali; Alhaqqu biladughamin yaghlibul bathil binnadzamin; kebenaran itu bisa dikalahkan oleh yang lain.
Memang benar katanya di depan Ketua dan Sekretaris MUI Kabupaten/kota se-NTB ini, Islam itu ya’lu wala yu’la alaihi tapi kalau tidak disampaikan dengan cara dan dakwah yang tepat maka akan dikalahkan oleh yang lain. “Dengan tidak mengurangi rasa hormat saya kepada ulama yang hadir disini terima kasih atas kehadirannya,” tandasnya. Ini semua ajaknya lagi bagaimana cara kita memperbaharui cara dakwah kita saat ini, cara-cara bagaimana umat itu tidak bosan kepada dakwah-dakwah islamiyah.

Kalau sekarang dakwah kita jelasnya, banyak urusannya dengan media digital otomatis berarti bagaimana agar dakwah kita itu harus metodologinya dengan menggunakan media digital sehingga media sosial itu menjadi sebuah keharusan untuk melakukan dakwah. “Kira-kira inisiatif-inisiatif terbaru MUI di NTB itu seperti apa. Ini saya kira inisiatif seperti itu sangat penting karena inistiaf itu menjadi ruh bagi pergerakan sebuah organisasi utamanya organisasi Islam,” katanya.
Dan ini menjadi sangat penting ucapnya, sehingga nanti bisa diikuti oleh umat dan organisasi yang lain. “Kalau MUI-nya melempem ya tidak diikuti oleh yang lain padahal seperti dalam hadits; la islaman la bijamaatin wala jamaatan la biimaratin wala imaratan illa bitha’ah,” katanya sembari mengatakan, gak ada gunanya berorganisasi kalau umatnya cuek pada pemimpinnya.
Gimana caranya? Jawabnya, disitulah penting evaluasi dan monitoring agar dakwah kita tepat sasaran dan agar dakwah kita didengarkan oleh umat dan disitulah pentingnya eveluasi it. ”Supaya apa? Supaya MUI itu menjadi organisasi bermartabat, menjadi organisasi yang disegani oleh yang lain dan stakeholder termasuk pemerintah propinsi,” paparnya seraya menyatakan syukur organissasi Islam di Indonesia baru satu-satunya MUI yang mempunyai sistem evaluasi dan monitoring sesuai manajemen monitoring ISSO 9000. “Yang lain belum, tapi MUI sudah mulai dalam lima tahun terakhir,” tuturnya. Jadi kita katanya, dalam cara-cara berorganisasinya sudah mengikuti kaidah-kaidah internasional. Tinggal bagaimana kita bisa melaksanakan dengan baik. Organisasi yang lain belum pernah ada. (ic01)