DOMPU, INSANCHANNEL.COM – Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan Kabupaten Dompu, Muhammad Syahroni, SP, MM mengungkapkan, realisasi tanam jagung di Kabupaten Dompu periode Oktober 2023 – Maret 2024 telah mencapai 47.092 ha. Realisasi ini diperkirakan masih akan bertambah, mengingat puncak musim hujan diperkiarakan pada Februari – Maret 2024.
Jumlah realisasi tanam jagung ini tidak termasuk dalam kawasan hutan. Karena pihaknya hanya mendata area pertanian yang dilegalkan pemerintah. “Itu tidak termasuk dalam kawasan hutan,” kata Muhammad Syahroni, SP, MM saat dihubungi, Selasa (6/2/2024).
Pengembangan jagung pada lahan tadah hujan ini sangat bergantung pada curah hujan. Itu juga yang menyebabkan beberapa lahan jagung di wilayah Kempo mengalami kekeringan dan gagal tumbuh karena keterbatasan curan hujan dalam beberapa waktu terakhir. Curah hujan tahun ini mengalami keterlambatan dan berkurang dibandingkan tahun – tahun sebelumnya sebagai dampak el nino.
“Kita berharap, curah hujan dalam beberapa hari terakhir dapat memperbaiki pertumbuhan jagung petani, sehingga bisa dipanen dan menghasilkan,” harapnya.
Adapun realisasi pertanaman jagung per kecamatan se Kabupaten Dompu tahun 2024 ini yaitu Manggelewa seluas 10.311 ha, Kecamatan Pekat seluas 8.993 ha, Kecamatan Woja seluas 8.478 ha, Kecamatan Kilo seluas 6.848 ha, Kecamatan Pajo seluas 4.716 ha, Kecamatan Hu’u seluas 3.871 ha, Kecamatan Dompu seluas 3.855 ha, dan Kecamatan Kempo seluas 3.113 ha.
Sebelumnya, M Syahroni mengatakan, curah hujan yang terbatas menyebabkan 570 ha tanaman jagung di Desa Tolokalo, Songgajah, dan Soro Kecamatan Kempo mengalami gagal tumbuh. Bahkan tanaman jagung tersebut terancam gagal panen.
Namun rata – rata tanaman jagung tersebut berada di daerah tadah hujan dan ladang petani. Jagung petani yang banyak ditemukan tidak tumbuh dengan baik. Di Tolokalo, luas tanaman jagung sekitar 1.225 ha, sebanyak 390 ha mengalami dampak kekeringan. Di Songgajah dari 539 ha, sebanyak 90 ha yang terdampak kekeringan. Begitu juga dengan di Desa Soro seluas 90 ha dari total tanaman jagung petani 184 ha.
Sejak penanaman jagung, intensitas hujan di 3 desa tersebut relatif terbatas sehingga pertumbuhannya tidak bagus. Oleh pemilik, sempat dilakukan penyulaman pada tanaman yang rusak. Sehingga pertumbuhannya tidak merata. “Tanaman jagung hasil sulaman inilah yang saat ini mengalami kekeringan,” ungkap Syahroni.
Berdasarkan perkiraan BMKG bahwa puncak hujan di wilayah Kabupaten Dompu terjadi pada Februari – Maret 2024. Tapi awal hujan terjadi pada November 2023. Kondisi ini sebagai dampak langsung El Nino. (02ic/*)