Malam Nishfu Sya’ban adalah momen yang dinantikan oleh umat umat Islam. Untuk itu oleh sebagian besar kaum Muslimin memanfaatkan waktu itu untuk perbanyak doa dan harapan. Untuk tahun 1446 H ini, malam nishfu Sya’ban bertepatan dengan tanggal 13 Februari 2025 M yakni Kamis malam atau malam Jum’at.
Seiring dengan hadir momen itu ada yang memanfaatkan untuk memperbanyak istigfar, zikir dan ibadah-ibadah sunnah lainnya. Untuk menyambut bulan Sya’ban ini, acapkali kita dengar doa-doa dilantunkan. Doa yang sangat populer ketika masuknya bulan Rajab, Sya’ban dan berharap berjumpa dengan Ramadhan. Doa itu berbunyi;
اَللَّهُمَّ بَارِكْ لَنَا فِي رَجَبٍ وَشَعْبَانَ وَبَارِكْ لَنَا فِي رَمَضَانَ
“Ya Allah berkahilah kami di dalam bulan Rajab dan Sya’ban, dan sampaikanlah kami pada bulan Ramadhan”.
Namun begitu, ada sebagian orang yang masih enggan berdoa dengan doa populer bulan Rajab ini karena alasan status sanad haditsnya daif, tidak shahih, dan semisalnya.
Meskipun sanadnya diperselisihkan, sebenarnya ulama tidak mempermasalahkan hadits tersebut. Sebagaimana prinsip yang sudah sangat maklum, boleh mengamalkan hadits daif dalam fadhailul a’mal. Karenanya doa bulan Sya’ban tersebut tetap sunnah dibaca dan diamalkan. Dengan doa ini kita mengharap keberkahan di bulan Rajab dan Sya’ban, serta diberi kesempatan untuk menjumpai bulan Ramadhan. Maksudnya, dengan doa bulan Sya’ban itu kita memohon diberi taufiq atau kemudahan menjalankan ketaatan dan ibadah, serta kemudahan menghindarkan diri dari kejahatan dan dosa.
Secara lengkap redaksi hadits doa bulan Rajab sebagaimana diriwayatkan oleh Imam Ahmad dalam kitab Musnad Ahmad adalah sebagai berikut:
حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ، حَدَّثَنَا عُبَيْدُ اللَّهِ بْنُ عُمَرَ، عَنْ زَائِدَةَ بْنِ أَبِي الرُّقَادِ، عَنْ زِيَادٍ النُّمَيْرِيِّ، عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ، قَالَ: كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا دَخَلَ رَجَبٌ قَالَ: اَللَّهُمَّ بَارِكْ لَنَا فِي رَجَبٍ وَشَعْبَانَ وَبَارِكْ لَنَا فِي رَمَضَانَ. وَكَانَ يَقُولُ: لَيْلَةُ الْجُمُعَةِ غَرَّاءُ وَيَوْمُهَا أَزْهَرُ
“Abdullah menceritakan kepadaku: “Ubaidillah bin Umar menceritakan kepadaku, dari Zaidah bin Abir Ruqad, dari Ziyad An-Numairi, dari Anas bin Malik, ia berkata: “Ketika masuk bulan Sya’ban Nabi saw sering berdoa: “Ya Allah, Ya Allah berkahilah kami di dalam bulan Rajab dan Sya’ban, dan sampaikanlah kami pada bulan Ramadhan.” Beliau juga bersabda: “Malam Jumat adalah yang indah dan hari Jumat adalah hari yang cerah.” (HR Ahmad).
Ada ulama yang memberikan penjelasan tentang tatacara pelaksanaan ibadah di malam nisfu Sya’ban sebagaimana ditulis Syarif Abdurrahman dalam https://www.nu.or.id/nasional/doa-malam-nisfu-sya-ban-lengkap-arab-latin-dan-terjemah-nibqO:
Sebelum membaca doa tersebut, terlebih dahulu melakukan shalat sunnah 2 rakaat dengan niat shalat sunnah mutlak. Rakaat pertama setelah baca al-Fatihah kemudian membaca surat Al-Kafirun. Rakaat kedua setelah baca al-Fatihah membaca surat Al-Ikhlas. Dalam setiap sujud membaca doa:
Allâhumma inni ‘audzubika bi’afwika min ‘iqobika, wa’audzubika biridloka min sakhotika, wa’audzubika minka ilaika, laa ukhshi tsanaan alaika anta kamaa atsnaita ala nafsika.
Sedangkan dalam Kitab Durratun Nashin Karya Usman Al-Khaibawi memuat hadits Nabi Shalllahu Alaihi Wasallam yang bersabda; “Telah datang kepadaku Jibril pada malam Nishfi Sya’ban dan Ia berkata; Hai Muhammad, pada malam ini pintu-pintu langit dan pintu-pintu rahmat dibuka. Maka berdirilah dan kerjakanlah sholat kemudian angkatlah kepalamu serta dua tangatmu ke langit.!.
Saya (Nabi SAW) berkata; :Hai Jibril, apakah artinya malam ini?.
Dia (Jibril) menjawab; pada malam ini telah dibuka tiga ratus pintu rahmat, maka Allah ta’ala mengampuni semua orang yang tidak menyekutukan Allah dengan sesuatupun, melainkan orang ahli sihir, dukun, orang yang suka bermusuhan, peminum khamar/arak, orang yang selalu melacur atau pemakan harta riba atau orang yang durhaka kepada dua orang tua, orang yang suka beradu domba dan orang yang memutuskan tali persaudaraan, maka sesungguhnya mereka itu tidak akan diampuni sehingga mereka itu mau bertibat dan mau meninggalkan”.
Maka keluarnya Nabi Shalllahuu Alaihi Wasallam kemudian mengerjakan sholat setta menangis dalam sujudnya seraya mengucapkan do’a:
اَللَّهُمَّ اِنِّى اَعُوْذُبِكَ مِنْ عِقَابِكَ وَسَخَطِكَ وَلاَ اُحْصِى عَلَيْكَ اَنْتَ كَمَااَثْنَيْتَ عَلَى نَفْسِكَ فَلَكَ اْلحَمْدُ حَتَّى تَرْضَى
“Ya Allah, sungguh aku berlindung kepada-Mu dari siksa-Mu dan murka-mu. Dan aku tidak menghitung pujian kepada-Mu, sebagaimana Engkau memuji kepada-Mu sendiri. Maka segala puji bagim-Mu sehingga Engkau rela”. (Zubdatul Waa’izdlina).
Bahkan Yahya bin Mu’adz dalam Durratun Nasihin berkata; Sesungguhnya di dalam kata “Sya’baan” mengandung lima huruf. Yang masing-masing huruf itu merupakan singkatan anugrah kepada orang-orang yang beriman. Syiin kepanjangan kata syarafun wa syafaa’atun artinya kemuliaan dan pertolongan. ‘Ain kepanjangan kata izzatun wa karamatu artinya keperkasaan dan keutamaan. Baa’un kepanjangan kata birrun artinya kebaikan. Alfun kepanjangan dari alfatun artinya rasa kasih sayang. Dan Nuunun kepanjangan dari kata nuurun artinya caya.
Mufti Betawi Sayyid Utsman bin Yahya di dalam Kitab Maslakul Akyar halaman 78-80 menuliskan bahwa di malam nisfu Sya’ban dianjurkan untuk memperbanyak doa malam nisfu sya’ban. Karena malam tersebut, malam yang dirahmati Allah. “Di malam nisfu Sya’ban, seorang Muslim bisa berdoa kepada Allah untuk panjang umur, murah rezeki, dan tetap iman. Kita juga biasanya membaca 3 kali Surat Yasin di sela doa tersebut,” jelasnya dikutip, Sabtu (24/02/2024) dari artikel di NU Online berjudul Doa Malam Nisfu Sya’ban.
Setelah setelah selesai shalat lalu membaca surat Yasin 3 kali. Bacaan Surat Yasin pertama dengan niat panjang umur di dalam taat kepada Allah, lalu membaca doa Nisfu Sya’ban sekali. Lalu baca lagi Surat Yasin kedua dengan niat agar murah rezeki yang halal, lalu membaca doa Nisfu Sya’ban lagi sekali. Kemudian baca lagi Surat Yasin ketiga dengan niat tetap iman dan mati dalam keadaan iman dan diakhiri dengan doa Nisfu Sya’ban.
Adapun doa Nisfu Sya’ban versi berjamaah ini berbunyi sebagai berikut:
اللّٰهُمَّ يَا ذَا الْمَنِّ وَلَا يُمَنُّ عَلَيْكَ يَا ذَا الْجَلَالِ وَالإِكْرَامِ يَا ذَا الطَوْلِ وَالإِنْعَامِ لَا إِلٰهَ إِلَّا أَنْتَ ظَهْرَ اللَّاجِيْنَ وَجَارَ المُسْتَجِيْرِيْنَ وَمَأْمَنَ الخَائِفِيْنَ اللّٰهُمَّ إِنْ كُنْتَ كَتَبْتَنَا عِنْدَكَ فِيْ أُمِّ الكِتَابِ أَشْقِيَاءَ أَوْ مَحْرُوْمِيْنَ أَوْ مُقَتَّرِيْنَ عَلَيْنَا فِي الرِزْقِ، فَامْحُ اللّٰهُمَّ فِي أُمِّ الكِتَابِ شَقَاوَتَنَا وَحِرْمَانَنَا وَاقْتِتَارَ رِزْقِنَا، وَاكْتُبْنَا عِنْدَكَ سُعَدَاءَ مَرْزُوْقِيْنَ مُوَفَّقِيْنَ لِلْخَيْرَاتِ فَإِنَّكَ قُلْتَ وَقَوْلُكَ الْحَقُّ فِيْ كِتَابِكَ المُنْزَلِ عَلَى لِسَانِ نَبِيِّكَ المُرْسَلِ: “يَمْحُو اللهُ مَا يَشَاءُ وَيُثْبِتُ وَعِنْدَهُ أُمُّ الكِتَابِ” وَصَلَّى اللهُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمـَّدٍ وَعَلَى اٰلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ وَالْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ العَــالَمِيْنَ
“Wahai Tuhanku yang maha pemberi, Engkau tidak diberi. Wahai Tuhan pemilik kebesaran dan kemuliaan. Wahai Tuhan pemilik kekayaan dan pemberi nikmat. Tiada Tuhan selain Engkau, kekuatan orang-orang yang meminta pertolongan, lindungan orang-orang yang mencari perlindungan, dan tempat aman orang-orang yang takut. Tuhanku, jika Engkau mencatat kami di sisi-Mu pada Lauh Mahfuzh sebagai orang celaka, sial, atau orang yang sempit rezeki, maka hapuskanlah di Lauh Mahfuzh kecelakaan, kesialan, dan kesempitan rezeki kami. Catatlah aku di sisi-Mu sebagai orang yang mujur, murah rezeki, dan taufiq untuk berbuat kebaikan karena Engkau telah berkata-sementara perkataan-Mu adalah benar-di kitabmu yang diturunkan melalui ucapan Rasul utusan-Mu, ‘Allah menghapus dan menetapkan apa yang Ia kehendaki di sisi-Nya Lauh Mahfuzh.’ Allah bershalawat dan bersalam atas Sayyidina Muhammad, keluarga, dan sahabatnya. Segala puji bagi Allah, Tuhan sekalian alam”.
Doa Nisfu Sya’ban ini disadur dengan mengganti dhamir mufrad menjadi dhamir jamak dari Kitab Maslakul Akhyar karya Sayyid Utsman bin Yahya (Jakarta, Alaidrus: tanpa tahun) halaman 77-80. Sumber: Alhafiz Kurniawan, Wakil Sekretaris LBM PBNU Editor: Ahmad Muntaha AM Penulis: Alhafiz Kurniawan, https://nu.or.id/doa/doa-malam-nisfu-sya-ban-versi-berjamaah-XwSQ3)
Wallahu a’lam bishawab.