MAKKAH, INSANCHANNEL.COM – Prosesi haji akbar terselesaikan dengan baik dan penuh haru terutama ketika wukuf di Arafah berlangsung. Puncak haji yang berlangsung usai sholat dzuhur yang bersamaan dengan sholat jumat ini menyisakan kesan mendalam dari setiap jamaah haji terutama jamaah haji asal Kab. Dompu. Sebanyak 126 orang jamaah baik laki maupun perempuan disatukan dalam kemah besar.

“Para jemaah haji terlarut dalam rasa terharu yang sangat amat sampai menangis meraung raung begitu Hidmat nya mereka berdo’a dan memohon segala hajat masing masing,” cerita Ir. H. Fakhrudin A. Wahab, M.Si, Kadis Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PM-PTSP) Kabupaten Dompu kepada insanchannel.com yang dihubungi melalui telepon celulernya, Sabtu (9/7/2022).
Lebih lanjut laki-laki yang akrab disapa Dae Edy ini mengatakan, lantunan do’a saat di padang Arafah dipimpin langsung ustazd H. Abdul Hadi HM. Amin, LC yang selanjutnya dilanjutkan dengan salam salaman diantara jemaah haji. “Juga terlibat dalam peristiwa yang sakral itu Bupati Dompu, Kader Jaelani yang berbaur dengan seluruh jamaah haji,” jujur.

Fakhrudin yang menunaikan ibadah haji bersama istri ini lebih lanjut mengatakan, prosesi pelaksanaan haji mulai dari ihram sampai lontar jumratul aqabah dan sampai hari kedua lontar jumrah ula wusta dan aqabah dapat berjalan lancar, meski beberapa jamaah ada yang tidak bisa ikut lontar jumrah karena sakit dan kaki yang keseleo. “Kendati demikian teman-teman yang lain bisa membantu mewakilkan lontar jumrah tersebut,” tambahnya.
Mantan Kadis Kominfo Dompu ini juga mengungkapkan, pelaksanan haji terutama di Armuzna sangat dibantu dengan adanya panduan langsung dari Ustazd H. Abdul Hadi dan Bupati sendiri ikut turun mengkoordinir para jemaah. “Meskipun petugas haji untuk jemaah haji Indonesia sudah banyak ditempatkan setiap pos,” paparnya seraya menambahkan, jarak tempuh tempat lontar jumrah dengan kemah cukup jauh sekitar 6 km pulang pergi namun karena adanya semangat para jemaah hal itu tidak menjadi masalah.

Soal fasilitas pemondokan di Armuzna Fakhruddin mengakui, sangat memadai. Mulai di Arafah katanya, kemah-kemah cukup memadai dimana setiap kemah dilengkapi dengan AC. “Dan yang baru adalah disediakannya tempat tidur masing-masing jemah berupa busa dan ditutupi seprei lengkap dengan selimut,” katanya. Sementara di Muzdalifah sudah disediakan karpet untuk tidur tiduran saat Mabit. “Fasilitas AC dan kamar mandi sangat cukup termasuk air tidak menjadi kendala,” tambahnya. Dan Fasilitas kemah di Mina juga sama seperti di Arafah, begitu juga dengan WC dan kamar mandi sangat memadai.
“Mengenai pelayanan konsumsi juga is the best,” tandasnya seraya mengatakan, jamaah disediakan makan 3 kali sehari dengan menu yang berganti-ganti ditambah buah buahan dan air mineral yang tidak pernah kekurangan, membuat jemaah begitu dimanjakan dengan menu yang disajikan dan selalu tepat waktu. Juga disediakan air panas untuk menyeduh minuman kopi atau teh atau minuman lain yang dibawa sendiri oleh jamaah. (nas)











