DOMPU, INSANCHANNEL.COM – PT Sumbawa Timur Mining (STM) pemegang kontrak karya (KK) kegiatan eksplorasi mineral di wilayah Hu’u melakukan kegiatan normalisasi daerah aliran sungai (DAS) dan pengerukan Dam di Kecamatan Hu’u. Kegiatan ini merespon kekhawatiran warga akan ancaman banjir dan wabah penyakit di musim hujan.
Wilayah Hu’u memiliki garis pantai yang panjang dan area pemukiman warga yang dekat dengan bukit serta pantai, sehingga rawan terjadi banjir. Terlebih beberapa hilir sungai ditutupi oleh tumpukan pasir laut. Kondisi ini membuat genangan air dan rawan menjadi tempat berkembang biaknya nyamuk malaria maupun nyamuk demam berdarah.
Mahdon, dari Community Relations (Comrel) STM menyampaikan, program normalisasi sungai dan pengerukan Dam sebangai bentuk kepedulian perusahaan terhadap masyarakat sekitar. Terlebih sungai di Hu’u rata – rata melewati pemukiman warga, sehingga rawan terjadi banjir bandang di musim hujan. Di beberapa sungai, airnya tidak langsung mengali ke laut karena tertahan oleh tumpukan pasir akibat hempasan gelombang pasang air laut. Sehingga membentuk genangan air dan rawan meluap ke pemukiman warga sekitar serta menjadi tempat berkembang biaknya nyamuk.
“Mencegah terjadinya bencana alam, maupun munculnya wabah penyakit di tengah masyarakat, perusahaan ikut mensuport dengan mengarahkan alat berat untuk dilakukan normalisasi. Apalagi sebelumnya ada permintaan dari masyarakat melalui desa dan Camat. Makanya kami langsung meresponnya,” ungkap Mahdon, Rabu (20/12/2023).
Camat Hu’u, Muhammad Iswan, SKM sebelumnya menyampaikan apresiasinya kepada STM yang sudah merespont harapan masyarakat melalui Camat agar DAS di Hu’u dapat dinormalisasi dengan dukungan alat beratnya. Karena banyak sungai di Hu’u sudah dangkal dan butuh dinormalkan kembali untuk menghindari banjir bandang di musim hujan. “Masing – masing desa dapat jatah alokasi alat berat untuk kegiatan normalisasi sungai yang mengalir di desanya,” katanya.
Siti Hajar, warga Desa Jala mengatakan, pada awal musim hujan sempat banjir dan menggenangi pemukiman warga yang ada di sekitar sungai Jala. Hujan yang deras dan merata, sementara sungai yang tidak mengalirkan air ke laut, membuat air banjir meluap ke pemukiman warga. “Sekarang alhamdulillah, walaupun hujan deras dan banjir, air banjir tidak sampai meluap ke pemukiman warga. Karena air sungainya langsung ke laut,” ungkapnya.
Tidak hanya itu, saluran sungai Jala yang dinormalisasi STM juga dimanfaatkan nelayan Jala sebagai jalur lalu lintas sampan nelayan dan menyimpan sampan untuk menghindari hempasan gelombang. (02ic)