DOMPU, INSANCHANNEL.COM – PT Sumbawa Timur Mining (STM) terus menunjukan komitmennya untuk tumbuh dan berkembang bersama masyarakat sekitar. Pengrajin tenun binaannya di Desa Daha, Kecamatan Hu’u dilatih untuk dapat memproduksi tenun bercorak Pa’a Dompu. Pembinaan ini juga bagian dari dukungan perusahaan untuk menyuskeskan program Pemerintah Daerah (Pemda) Kabupaten Dompu dalam menggunakan produk lokal daerah.
Pelatihan tunun untuk corak Muna Pa’a bagi pengrajin binaan PT STM di Desa Daha, Kecamatan Hu’u ini berlangsung selama 4 hari, yaitu 13-16 Mei 2023. Kegiatan pelatihan ini dibimbing langsung Ibu Sumiati, pengrajin tenun Dusun Saka, Desa Mangge Asi, Kecamatan Dompu.
Karena sudah biasa menenun Ngoli atau sarung khas daerah, para penenun ini dikhususkan dilatih untuk menenun corak khas daerah Dompu, Muna Pa’a. Tenun ini nantinya bisa dijadikan bahan untuk bakal baju, rok, celana, selendang atau syal, sarung, dan berbagai bahan lainnya. Sehingga dapat dipasarkan secara luas hingga dijadikan oleh-oleh khas daerah bagi tamu.
Muhammad Kurniadin, dari Community Development PT STM saat pembukaan pelatihan, Sabtu (13/5/2023) kemarin mengatakan, para peserta pelatihan tenun Muna Pa’a yang dilatih ini merupakan penenun yang selama ini menenun ngoli di Desa Daha Kecamatan Hu’u. Tapi para penenun ini belum ter-update pengetahuannya terkait corak Ngoli daerah Kabupaten Dompu yang dikenal dengan Muna Pa’a.
Pemerintah daerah (Pemda) Kabupaten Dompu di bawah kepemimpinan H Kader Jaelani – H Syahrul Parsan, ST, MT saat ini terus menggalakkan penggunaan produk lokal daerah. Hal itu tertuang dalam peraturan Bupati, dimana setiap warga Kabupaten Dompu diharuskan mengembangkan potensi dan budaya lokal Dompu, termasuk kerajinan tenun dengan corak Muna Pa’a.
Corak Muna Pa’a ini masih terbatas pengrajinnya. Awalnya Muna Pa’a ini berasal dari Ranggo, Kecamatan Pajo dan Saneo, Kecamatan Woja. Sehingga PT STM bersama tim ahlinya berinisiatif mendorong pengrajin Muna Pa’a di Kecamatan Hu’u agar dapat juga menenun corak Muna Pa’a ini. “Dalam beberapa hari ini (selama pelatihan), ibu-ibu diharapkan bisa menenun Pa’a secara mandiri,” harap Ireng sapaan akrab Muhammad Kurniadin ini.
Pemuda asli Desa Jala ini juga menyampaikan, untuk menggalakkan penggunaan corak Ngoli khas daerah Dompu ini, pada hari-hari tertentu jajaran pemerintah dituntut menggunakan tenun Muna Pa’a. Para pegawai di wilayah Hu’u akhirnya memesan bahan tenunnya ke Dompu karena stoknya yang tidak tersedia di pengrajin tenun Hu’u.
“Kenapa peluang ini tidak dimanfaatkan, terlebih di Hu’u juga ada pengrajin tenun. Saya yakin dan percaya, jika ibu-ibu pengrajin tenun ini dapat melakukan ini, hanya saja masih perlu diasah lagi kemampuannya,” yakinnya. (vin)