ADVERTISEMENT
Sabtu, 28 Juni 2025
  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Pedoman Pemberitaan Media Siber
  • Peraturan Perusahaan
  • Kontak Kami
Insan Channel
ADVERTISEMENT
  • Home
  • Pemerintahan
  • Pembangunan
  • Ekonomi
  • Hukum dan Kriminal
  • Pendidikan
  • Agama
  • Pariwisata
  • Lainnya
    • Peristiwa
    • Sosial dan Budaya
No Result
View All Result
  • Home
  • Pemerintahan
  • Pembangunan
  • Ekonomi
  • Hukum dan Kriminal
  • Pendidikan
  • Agama
  • Pariwisata
  • Lainnya
    • Peristiwa
    • Sosial dan Budaya
No Result
View All Result
Insan Channel
No Result
View All Result
Home Peristiwa

Kala Dai Nippon Mencengkram Bima

Do’a “Ongo” Yang Mustajab

admin@insanchannel.com by admin@insanchannel.com
16 Agustus 2024
in Peristiwa
0
Kala Dai Nippon Mencengkram Bima

Dra. Hj. Aminah H. Idris

Bagikan di WahtsAppBagikan di Facebook

Oleh: Dra. Hj. Aminah H. Idris*

Ingatan saya menguak dengan indah, persil-persil kisah heroik di 79 tahun lalu (1945) menghadirkan suasana batin yang melankolis. Saya dibuat takjub sekaligus rindu jika memasuki bulan kemerdekaan seperti (2024) ini.

RelatedPosts

STM Raih Dua Penghargaan TOP CSR Awards 2025, Bukti Komitmen Pemberdayaan Masyarakat

PWI Sepakati Panitia Kongres Persatuan

Mengapa Harus Merah dan Putih?

Bagaimana tidak, sosok Ongo (nenek, ibu dari ayahanda TGH. Idris Djauhar) begitu kami akrab memanggilnya, tiba-tiba saja terlintas dalam lembaran album masa lalu, saat dimana pernah seatap bersama hingga menghembuskan nafas terakhirnya di kediaman kami, Saleko, Bima.

Dra. Hj. Aminah H. Idris

Sebagai anak di zaman masa awal kemerdekaan (orde lama) hingga masa orde baru. Ongo yang dikenal dengan Hafsah binti Rasul ini punya sejuta kenangan, kadang Ia berkisah tentang suaminya yang sudah mendahului dirinya, saya pun jadi pendengar ulung.

Sebagai seorang single parent, hidupnya tentu penuh dengan tantangan, ditambah suasana hidup di bawah tekanan penjajah, Belanda maupun Jepang.

Ada momen tertentu yang selalu saya tunggu, yaitu usai Ongo makan, maka ritual wajibnya adalah menumbuk daun siri dengan “Nocu” (lesung-Red) terbuat dari kuningan. Kenapa tidak dikunyah saja daun siri itu? Suatu waktu saya pernah membatin.  Lha, bagaimana mungkin dikunyah, wong gigi aja enggak punya. Dari namanya saja bisa ditebak, “Ongo”  dari bahasa Bima yang artinya Ompong. Hehe.

Ia, saya menunggu ritual “Tutu Mama” (menumbuk daun sirih-Red), sebab diwaktu inilah Ongo membeberkan banyak peristiwa penting nan haru. Bagaimana kasih sayang nenek Ongo untuk salah seorang putra tercintanya, seperti kata pepatah, “Untukmu lautan akan ku sebrangi, gunung akanku daki”. Begitu gambaran perjuangan seorang ibu untuk putra tercintanya yang saat itu di tahan para penjajah, tepatnya menjadi buruh kuli kerja paksa alias kerja rodi.

Tangan keriputnya terus bergerak, atas-bawah, menumbuk daun siri. Ia mengurai bait demi bait sejarah hidupnya membesarkan anak sulungnya tanpa didampingi oleh sosok suami tercintanya. Sambil menyimak penuh takjub, pikiran saya menyasar ke ruang imajinasi sendiri perihal ketangguhan Ongo yang tempo itu berani jalan sendirian, melangkah tak henti, di tengah suasana jalan yang membuat bulu kuduk merinding.

Jangan berpikir rute yang dilalui Ongo, dari desa Ngali, tempat Ia tinggal menuju Talabiu, dimana anaknya diperkejakan oleh Nippon, yaitu Lapangan terbang yang kini dikenal dengan Bandara Sultan Salahuddin, Bima seperti saat ini, beraspal dan banyak kendaraan roda dua maupun empat, atau terbayang ada lampu jalan. Oh, tidak.

Jikapun kendaraan ada di masa itu, Ongo tidak mungkin menggunakan jasa itu, sebab Ongo hendak menjemput diam-diam anak satu-satunya itu di Talabiu. Sebuah tempat yang cukup jauh jika ditempuh dengan cara nyeker, tanpa bantuan kuda, atau semacamnya.

Menyiasati kondisi demikian, sehari sebelum menjemput sulungnya bernama Idris (Kini di kenal sebagai TGH. Idris Djauhar-Red) itu, Ongo menyiapkan banyak hal. Malamnya Ongo enggak bisa tidur sibuk memikirkan dan  mempersiapkan rencana serta bekal  buat  di jalan menjemput kembali Idris. Buntelan nasi dan laukpun siap dibawa. Tekatnya kuat.

Usai salat subuh, Ongo berangkat seorang diri menuju Talabiu, ketika  kaki terasa letih sekujur tubuh sudah banjir keringat dan sejenak Ongo istirahat sambil menghela nafas. Mengumpulkan sisa tenaga yang dimilikinya. Bola salju mengalir membasahi pipi Ongo bukan menyurutkan tekadnya untuk menemui sang anak, malah sebaliknya, menyulut semangat Ongo untuk menemuinya.

Pertemuan Ibu dan Anak

Usaha tidak pernah menghianati hasil. Ongo sudah berjuang keras, nyawa taruhannya. Apalagi Ongo bermaksud menemui anaknya yang memang sebelumnya di bawa paksa oleh Jepang menjadi buruh. Singkat kisah, menjelang zuhur akhirnya Ongo sampai di tempat yang dituju.

Para kroni-kroni Nippon sudah berjejer dengan sigap mengawal dan mengawasi para pemuda pedalaman yang bekerja. Ongo tak punya bekal senjata, pisau atau apapun benda yang dapat digunakan untuk melindungi dirinya jika aksi nekatnya tersebut tertangkap basah oleh keamanan Jepang.

Ongo disaat itu hanya terus berikhtiar sekemampuannya, bibirnya tidak ia biarkan kering, Ongo sangat mengerti bahwa hanya takdir Allah semata yang mampu melindungi dirinya dari pantauan tentara Jepang. Ia basahi bibirnya dengan do’a da zikir.

Sembari terus melafazkan permintaan semoga anaknya dapat ditemukan di antara padatnya para pekerja. Ongo pun terus memantau di mana anaknya berada. Akhirnya, terlihatlah Idris  muda dari jauh. Kaget bercampur bahagia, Ongo lantas berseru; “Driee… Anaee…. Kirimaimu anaeee, mori nawamu…. Maita lao dula ra do raaa…,” (Wahai Idris…. Anakku…. hidup anakku. Mari kita pulang….!-Red ) sang anak mendengar suara khas sang ibu. sayup ibunya. Idris lalu menoleh berusaha mencari sumber suara yang Ia dengar barusan.

Saat Idris muda ingin mengalihkan pandangannya, bertemulah kedua mata antara Ibu dan Anak itu. Tak ingin buang waktu, secepat kilat Idris melesat menuju ibunya dan memeluknya erat. Keduanya berlari, lalu menghindar dari jangkauan penjagaan keamanan Nippon, sampai pada tempat yang lumayan jauh dan tentu saja aman, Ongo membuka buntelan nasinya lalu menikmati bersama putera tersayang. Kemudian melanjutkan perjalanan kembali ke Ngali. Idris yang saat itu menginjak remaja akhirnya dibawa ke Bima untuk sekolah.

Mendengar cerita sambil menunggu daun siri yang ditumbuk, mengahdirkan banyak pertanyaan demi pertanyaan. Kenapa Ongo bisa lolos dari pantauan tentara Jepang? Kok, bisa Idris muda tidak dilihat atau suara panggilan Ongo tidak didengar? Apa iya, Ongo punya semacam ilmu kebatinan?.

Lambat laun, kisah itu dimaknai sebagai bagian dari kuatnya do’a seorang ibu dalam mengubah jalur takdir anaknya yang bisa saja nasib buruk menimpanya saat menjadi buruh untuk kepentingan Nippon. Semoga para ibu-bapak dewasa ini tetap terus berdo’a untuk keselamatan dan kebaikan untuk keluarga, bangsa dan negara tentunya.*

*Penulis adalah Pengawas Madrasah Kemenag. Dompu.

Previous Post

Tokoh Lintas Agama Dompu Deklarasi Pilkada Damai

Next Post

Ketika Sholat Subuh Harus Diulang

admin@insanchannel.com

admin@insanchannel.com

Related Posts

STM Raih Dua Penghargaan TOP CSR Awards 2025, Bukti Komitmen Pemberdayaan Masyarakat
Ekonomi

STM Raih Dua Penghargaan TOP CSR Awards 2025, Bukti Komitmen Pemberdayaan Masyarakat

12 Juni 2025
PWI Sepakati Panitia Kongres Persatuan
Peristiwa

PWI Sepakati Panitia Kongres Persatuan

22 Mei 2025
Mengapa Harus Merah dan Putih?
Peristiwa

Mengapa Harus Merah dan Putih?

21 Agustus 2024
PT. STM Tanam Lebih Dari 13.500 Pohon Dalam 5 Tahun Terakhir
Peristiwa

PT. STM Tanam Lebih Dari 13.500 Pohon Dalam 5 Tahun Terakhir

26 November 2023
Peringati Hari Kemerdekaan RI ke 78, PT STM Gelar Upacara Bendera di Proyek Hu’u
Peristiwa

Peringati Hari Kemerdekaan RI ke 78, PT STM Gelar Upacara Bendera di Proyek Hu’u

17 Agustus 2023
Terlelap, Santri Hamzanwadi Nyaris Terpanggang Api
Peristiwa

Terlelap, Santri Hamzanwadi Nyaris Terpanggang Api

5 Agustus 2023
Next Post
Ketika Sholat Subuh Harus Diulang

Ketika Sholat Subuh Harus Diulang

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

BERITA TERBARU

Hidupkan Kegiatan Arisan, IKWI Dompu Ingin Perkuat Silaturahmi Sesama Anggota

Hidupkan Kegiatan Arisan, IKWI Dompu Ingin Perkuat Silaturahmi Sesama Anggota

19 Juni 2025
STM Raih Dua Penghargaan TOP CSR Awards 2025, Bukti Komitmen Pemberdayaan Masyarakat

STM Raih Dua Penghargaan TOP CSR Awards 2025, Bukti Komitmen Pemberdayaan Masyarakat

12 Juni 2025
DKPP RI Putuskan Swastari HAZ Tidak Bersalah dan Merehabilitasi Namanya

DKPP RI Putuskan Swastari HAZ Tidak Bersalah dan Merehabilitasi Namanya

10 Juni 2025
Pelabuhan Calabai Buat Kesepakatan Penggunaan Jasa Pelabuhan

Pelabuhan Calabai Buat Kesepakatan Penggunaan Jasa Pelabuhan

10 Juni 2025
  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Pedoman Pemberitaan Media Siber
  • Peraturan Perusahaan
  • Kontak Kami

© 2021 - insanchannel.com - Developed by Tokoweb.co

  • Home
  • Pemerintahan
  • Pembangunan
  • Ekonomi
  • Hukum dan Kriminal
  • Pendidikan
  • Agama
  • Pariwisata
  • Lainnya
    • Peristiwa
    • Sosial dan Budaya