DOMPU, INSANCHANNEL.COMP – Angka kemiskinan di Kabupaten Dompu tahun 2022 tinggal 12,40 persen atau 33.260 jiwa. Kemiskinan ekstrimnya ada 2,97 persen atau 7.842 jiwa pada tahun 2021. Posisi ini menempatkan Kabupaten Dompu sebagai daerah yang cukup bagus diantara kabupaten se NTB.
“Dompu ini, kondisi secara makronya bagus diantara kabupaten lain. Dari sisi kemiskinannya, (Kabupaten Dompu) terendah di NTB untuk tingkat kabupaten (tidak termasuk Kota Mataram dan Kota Bima),” kata Kepala BPS Kabupaten Dompu, Isa, SE, MM di ruang kerjanya, Rabu (1/2) kemarin.
Jika dirunut untuk kemiskinan kabupaten se NTB, Kabupaten Dompu paling rendah yaitu 12,40 persen, diikuti Kabupaten Lombok Tengah dengan 13,44 persen dan Sumbawa Barat ada di 13,54 persen. Untuk rata – rata Provinsi NTB sendiri sebanyak 13,68 persen untuk kondisi Maret 2022 dan 13,82 persen kondisi September 2022.
Sementara data kemiskinan ekstrim, Kabupaten Dompu juga berada di urutan terendah diantara kabupaten yang ada dengan 2,97 persen. Bahkan beda tipis dengan Kota Mataram yang masih menyisakan 2,23 persen dan Kota Bima 2,02 persen. Setelah Kabupaten Dompu diikuti Kabupaten Bima 2,99 persen.
Data kemiskinan ini masih bersifat makro karena berupa sample. Kondisi ini menyulitkan pemerintah daerah (Pemda) untuk mengatasinya, karena tidak ada nama dan alamatnya. Tetapi data hasil regsoses yang sedang dalam proses imput dan ditargetkan rampung Maret 2023 dan April 2023 untuk konfirmasi ke masing – masing Desa/Kelurahan dalam forum komunikasi publik, akan ada nama dan alamatnya.
“Pada forum komunikasi publik nanti akan diurutkan datanya dari paling kaya sampai paling miskin. Itu ada nama dan alamatnya,” ungkapnya.
Penanganan kemiskinan ini diharapkan dapat segera diwujudkan. Bahkan Presiden Ir H Joko Widodo menargetkan akhir masa jabatannya, kemiskinan ekstrim di Indonesia sudah tidak ada. Upaya yang bisa dilakukan dalam pengentasan kemiskinan ini tentu dengan mengintervensi pada peningkatan pendapatannya.
Sementara kelompok miskin ekstrim atau kelompok kerak kemiskinan ini, mereka ini tidak punya pendapatan dan mengandalkan pemberian atau bantuan orang lain. “Menekan pengangguran dan memperluas lapangan kerja harus menjadi tuntutan untuk mengatasi kemiskinan,” katanya.
Untuk penanganan jangka panjang bagi mereka yang miskin dengan menyekolahkan anak – anaknya. Sehingga rantai kemiskinan terputus, bahkan anaknya ini akan menjadi penopang ekonomi keluarga. (vin)