DOMPU, INSANCHANNEL.COM – Pertanian organik yang memanfaatkan bahan alami tanpa menggunakan bahan kimia dalam proses budidaya merupakan sistem budidaya pertanian yang berkelanjutan. Selain berfungsi mengembalikan kesuburan tanah, juga menghasilkan produk pertanian yang sehat dan ramah lingkungan.
Program ini mendapat apresiasi pemerintah daerah (Pemda) Kabupaten Dompu. Terlebih program ini diikuti dengan pendampingan dan penguatan pada petani dampingan dengan konsultan yang ditunjuk. Tidak hanya di bidang pertanian, program pemberdayaan masyarakat dari STM diharapkan untuk dapat disinkronkan dengan program pemerintah agar tidak tumpang tindih.

“Kita ingin agar apa yang dikerjakan oleh STM bisa disinergikan dengan program pemerintah, sehingga tidak tumpang tindih dan tepat sasaran. Pada akhirnya, apa yang menjadi tujuan program bisa tercapai,” kata Wakil Bupati Dompu, H Syahrul Parsan, ST, MT saat rapat sinkronisasi program pemberdayaan masyarakat di aula Bappeda dan Litbang Kabupaten Dompu, Selasa (31/10/2023).
Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan Kabupaten Dompu, Muhammad Syahroni, SP, MM pada kesempatan yang sama menyampaikan apresiasinya kepada STM yang sudah melirik sektor pertanian dalam program pemberdayaan masyarakat yang dijalankan. Sektor pertanian merupakan komoditi unggulan daerah, terlebih hampir sebagian besar masyarakat Dompu sangat bergantung pada sektor pertanian. Sektor pertanian juga menjadi penggerak utama ekonomi masyarakat Dompu saat ini.
“Ketika sektor pertanian disuport, selain dapat memenuhi kebutuhan perusahaan, juga akan sangat membantu masyarakat sekitar wilayah operasional perusahaan. Karena sebagian besar masyarakat Dompu, termasuk Hu’u bergantung pada sektor pertanian,” katanya.
Ulya Defretes, Manajer Community Relation PT STM mengatakan, pendampingan terhadap petani dalam mengembangkan pertanian yang sehat dan ramah lingkungan dilakukan PT STM bersama Alexa Consultan sejak 2017. Hingga saat ini ada 60-an orang petani dampingan dari 100-an petani yang dibina. Dengan pendampingan yang dilakukan, penghasilan petani mencapai Rp150 juta.
Hasil ini ditopang oleh posisi Hu’u sebagai daerah pariwisata, sehingga peluang pasar untuk kebutuhan pertanian organik terbuka lebar. Sementara potensi lahan yang luas dan dominasi warga sekitar mengandalkan sektor pertanian. “Kedepan kita akan terus mendampingi petani yang ada di Kecamatan Hu’u dalam mengembangkan pertanian yang sehat dan ramah lingkungan,” ungkapnya. (02ic/*)