MAKKAH, INSANCHANNEL.COM – Kerinduan umat manusia melaksanakan ibadah di dua kota suci Madinah dan Makkah sangat terlihat jelas saat ni. Ratusan bahkan jutaan umat Islam tumpuh rumah untuk melaksanakan ibadah haji maupun umrah.
“Umroh Desember tahun ini terasa sangat rame,” jujur Hj. Nurul Adha, Wakil Ketua DPRD Lombok Barat kepada insanchannel.com, Selasa (27/12/2022) di sela sela kegiatan umrahnya bersama suami tercinta di Makkah Al-Mukarramah.
Putri sulung TGH Muharrar pimpinan Pondok Pesantren Nurul Hakim Kediri ini lebih lanjut menambahkan, ramainya pelaksanaan umrah di penghujung tahun ini tidak lepas dari adanya kebijakan pemerintah Arab Saudi yang membuka kembali pelaksanaan haji dan umrah pasca penutupan Makkah akibat covid 19.
Pemerintah Arab Saudi semakin memberi ruang bagi kaum perempuan untuk berperan dan tetap memuliakan mereka dengan baik. Dan pada pelaksanaan ibadah termasuk umrah, perempuan bebas beribadah di masjid Nabawi dan Masjidil Haram termasuk saat menziarahi raudhahnya Rasulullah. “Perempuan diberikan waktu khusus yang lebih nyaman dan bisa masuk ke area tawaf di lantai satu untuk beribadah,” jujur istri Ustazd Utman Rifki ini.
Area tawaf lantai satu saat ini khusus kaum laki-laki katanya, hanya diperuntukkan bagi yang sedang melaksanakan rangkaian umroh yakni tawaf wajib. “Namun jamaah perempuan diberikan kesempatan yang luar biasa dan bisa memasuki area ini kapan saja,” paparnya.
Wakil Ketua DPRD Lombok Barat dari PKS ini juga mengisahkan, dulu Rasulullah SAW pernah melarang Umar bin Khattab ketika ingin melarang istrinya shalat di masjid, sebagai bukti bahwa sang baginda memperlakukan kaum perempuan sama mulianya dengan laki-laki dalam hal ibadah.
Nurul juga melihat pemerintah Arab Saudi terus berbenah dalam memberikan pelayanan bagi jama’ah yang datang dari seluruh dunia. Ia memberi contoh, saat memasuki raudhah harus menggunakan tasreh.
“Kesan awalnya mungkin mempersulit, tapi sesungguhnya ini adalah layanan yang positif, sehingga semua jamaah mendapat kesempatan yg sama dan dan mendapat waktu yang sama berada di dalam raudhah 5 hingga 10 menit tanpa berdesak desakan,” ungkapnya.
Untuk itu ia menyarankan kepada pemerintah Arab Saudi agar membenahi rest area yg ada di jalan antara Makkah dan Madinah. “Perjalanan yang cukup lama membuat jamaah yang ingin istirahat sejenak ingin mendapat tempat yang lebih layak, untuk toilet ataupun tempat berwudhu,” katanya. (nas)