DOMPU, INSANCHANNEL.COM – Wabah penyakit mulut dan kuku (PMK) yang menimpa ternak berkuku ganda seperti sapi berimbas pada penjualannya di tingkat petani ternak. Harga yang anjlok karena hanya ditentukan pembeli, padahal kasus PMK kini tidak lagi dijumpai.
Pemerintah daerah (Pemda) didorong membuat regulasi yang dapat menjaga harga jual ternak, sehingga tidak merugikan peternak. “Kami sangat berharap agar pemerintah menyiapkan aturan yang melindungi peternak. Sejak PMK terjadi, harga jual ternak kami anjlok. Semau – maunya aja pedagang menentukan harga karena alasan PMK,” kata Ketua Kelompok Tani Ternak Buana Sari Desa Tolokalo, Agus saat pertemuan di aula Banjar Dusun Tolokalo, Jumat (31/3/2023).

Bupati Dompu, H Kader Jaelani pada kesempatan yang sama menyampaikan apresiasinya kepada warga Tolokalo yang sudah menjaga kerukunan antar ummat beragama di wilayahnya. Hubungan dan kerukunan ini diharapkan dapat terus dijaga. Apa yang menjadi harapan warga Tolokalo akan menjadi perhatian pihaknya. “Apa yang menjadi harapan, akan kami upayakan. Semua berproses untuk kesejahteraan masyarakat,” katannya.
H Kader juga menyampaikan bantuan sumur bor dalam untuk kelompok tani ternak Buana Sari yang berhasil dibangun tahun 2022. Bantuan ini untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat, terlebih di wilayah Tolokalo sebagai daerah peternakan dan pertanian. “Kita berharap, dukungan dan bantuan ini dapat meningkatkan usaha peternakan petani ternak,” katanya.
H Kader juga menyampaikan komitmen pemerintah untuk kemajuan daerah dan kesejahteraan masyarakat. Termasuk dukungan pemanfaatan tongkol jagung yang selama ini tidak termanfaatkan untuk kebutuhan pakan ternak. “Mesin penggilingan tongkol jagung juga akan dibantu pemerintah, sehingga tongkol jagung bisa menjadi pakan ternak,” katanya.
Plt Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten Dompu, Ir Abduh usai dialog bersama petani ternak menegaskan, kasus PMK sudah tidak ditemukan di Dompu. Namun soal harga jual ternak petani sejatinya sudah kembali normal, tapi sering kali isu PMK dijadikan alasan pedagang mempermainkan harga di tingkat petani. “Padahal harga daging dan ternak di pasaran sudah normal,” ungkapnya. (vin)