DOMPU, INSANCHANNEL.COM – Aksi anarkis sekelompok warga yang merusak dan membakar sejumlah fasilitas kantor PT Sumbawa Timur Mining di Desa Marada, Kecamatan Hu’u, Kabupaten Dompu membuat manajemen perusahaan menghentikan sementara semua aktivitasnya selama 10 hari. Aksi anarkis ini dikecam luas warga masyarakat. Terlebih kehadiran STM telah memberi banyak kontribusi bagi masyarakat sekitar dengan pembukaan lapangan kerja dan kesempatan berusaha.
Aksi anarkis yang dilakukan Slm alias Cy pada 20 Oktober 2024 sehingga ia dilaporkan ke Kepolisian dan ditahan, sehingga memicu aksi anarkis berikutnya oleh sekelompok warga pada Jumat (1/11/2024), juga tidak dapat dibenarkan. Selain membuat rasa tidak aman dari investor dan tenaga kerja, tindakan premanisme ini justru akan menciderai bangsa Indonesia dan Kabupaten Dompu khususnya yang sedang berupaya mensejahterakan masyarakat.
“Sangat disayangkan dengan tindakan masyarakat yang melakukan tindakan anarkis terhadap PT STM. Coba kalian lihat, ratusan masyarakat di Kecamatan Hu’u yang menggantungkan hidupnya terhadap PT STM hanya untuk menafkahi keluarga, istri dan anaknya,” tulis akun FB Khalid Rama Dhan dengan tagar #Saveptstm# pada Minggu (3/11/2024).
Akun FB Alba Angindai juga dalam statusnya menuliskan kenapa harus bersyukur atas kehadiran PT STM di wilayah Hu’u. Kahadiran PT STM membuka banyak lapangan kerja dan meningkatkan pendapatan masyarakat di sekitar area aktivitas perusahaan tambang tersebut. Kendati masih dalam tahap eksplorasi dan belum menghasilkan, STM sudah banyak membantu menyediakan infrastruktur umum dan sosial bagi masyarakat sekitar. Pertumbuhan ekonomi daerah juga meningkat, dan meningkatkan kesadaran terhadap lingkungan oleh berbagai elemen.
Akun FB MamaNya Zhakyra Gibran dalam komentarnya menyampaikan, dulu dirinya sempat menjadi TKW dan sekarang standby di rumah. Bukan tidak ada kerjaan di sini (Hu’u) dulu, hanya saja cukup buat makan, ukuran buruh kasar. “Karena kita dulu ndak punya skill dan warisan, jadi harus berjuang dari nol,” tulisnya.
Sugianto Hu’u JNE juga menuliskan dalam status FB-nya, bahwa STM yang hadir di lingkungan kita adalah tamu. “Sikap kita sebagai penerima tamu, ya harus menyambut dengan ramah, jangan sebaliknya dimarahi, dikasarin sampai dikerja pake parang. Yah lari orang, lebih baik nyawa dibanding uang,” tulisnya. (02ic)