DOMPU, INSANCHANNEL.COM – Komoditi jagung masing menjadi komoditi unggulan daerah dan realisasi tanam berdasarkan data statistik pertanian (SP) Kabupaten Dompu periode Oktober 2022 hingga Januari 2023 seluas 45.003 Ha. Puncak masa panen jagung di Dompu diperkirakan pada Maret 2023 seluas 27.762 Ha.
Pada puncak masa panen, semua pihak didorong saling mendukung untuk menjaga stabilitas harga jagung di tingkat petani. Karena pada puncak masa panen, jika diasumsi provitas 8 ton/Ha maka perkiraan produksi jagung pada Maret sekitar 222.096 ton.
Hal itu disampaikan Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan Kabupaten Dompu, Muhammad Syahroni, SP, MM, Jumat (3/2/2023) kemarin. Diakui Syahroni, kondisi pertumbuhan tanaman jagung beberapa saat lalu mengalami sedikit gangguan akibat minimnya intensitas curah hujan. Tapi hasil monitoring perkembangan terkini pada beberapa lokasi yang sebelumnya terancam kekeringan, seiring dengan mulai meningkatnya intensitas curah hujan, kondisi tanaman jagung berangsur pulih.
“Kalaupun ada pertanaman jagung yang terganggu atau mengalami kerusakan, maka kriteria kerusakan berat tidak lebih dari satu persen dari total luas pertanaman,” ungkap Syahroni.
Demikian pula dengan gangguan Organisme Pengganggu Tanaman (OPT) berdasarkan hasil monitoring dilapangan, juga tidak terlalu berdampak. Artinya tidak terlihat adanya gangguan OPT yang menyebabkan kerusakan berat pada pertanaman jagung.
Terkait harga penjualan jagung, berdasarkan data petugas PIP Dinas Pertanian dan Perkebunan (Distanbun) kondisi harga pertanggal 1 Febuari 2023 ditingkat petani rata rata sekitar Rp.3.800/kg sampai 3.900/kg. Fenomena harga ini relatif berangsur membaik jika dibandingkan pada periode 1 – 2 bulan terakhir sebelumnya. Dimana saat itu harga jagung tingkat petani berkisar pada harga Rp.3.400/kg sampai Rp.3.600/kg.
“Kalau dicermati harga ini masih di bawah standar HPP yang telah ditentukan oleh pemerintah yaitu Rp.4.200/kg, tentu semua kita berharap agar kedepan harga jagung membaik apalagi kalau ditunjang dengan kualitas hasil panen yang baik,” harap Muhammad Syahroni.
Distanbun sebagai instansi yang menangani langsung teknis budidaya maupun panen dan pasca panen jagung, akan tetap berupaya melakukan pembinaan kepada petani tentang peningkatan kualitas hasil produk jagung dalam upaya menjaga kestabilan harga jagung di tingkat petani agar petani tidak mengalami kerugian. “Terkait hal tersebut, Distanbun sangat mengharapkan juga dukungan OPD terkait serta stakeholder terkait dalam upaya perbaikan mutu hasil panen dan menjaga kestabilan harga,” harapnya. (vin/*)