MAKKAH, INSANCHANNEL.COM – Mengurus jutaan tamu dengan karakter dan sifat masing-masing orang yang berasal dari negara yang berbeda dari seluruh penjuru dunia bukan perkara mudah. Apalagi jika ada yang hanya memikirkan kenyamanan sendiri tanpa memikirkan orang lain.
Demikian juga yang dihadapi oleh pelayanan dua kota suci Makkah dan Madinah, Arab Saudi harus dengan optimal melayani setiap jamaah yang berkunjung ke Baitullah. “Ada saja yang merasa tidak puas, padahal petugas ini berusaha agar jamaah nyaman dalam beribadah,” ujar Muhammad Sirajuddin, jamaah umrah asal Sumbawa NTB kepada insanchannel.com, Ahad (25/12/2022) di Makkah Arab Saudi.
Hasil pantauan insanchannel.com sesaat sebelum sholat ashar berlangsung pada hari yang sama di area tawaf di lantai dua Masjidil Haram, saling bersitegang antara jamaah dengan aparat keamanan. Beberapa jamaah terpaksa diusir aparat keamanan Arab Saudi karena menghalangi jamaah lain yang tengah melakukan tawaf. Adu mulut antara jamaah tidak bisa dihindari kendati akhirnya mereka harus nurut apa kata Askar yang mengatur jalannya kegiatan ibadah di areal Masjidil Haram ini.
Belum lagi kejadian di area Hijir Ismail. Ada saja yang mencoba menerobos barisan antrian menuju area Hijir Ismail untuk melakukan sholat dan berdoa. Padahal jamaah lain berusaha untuk antri masuk salah satu tempat yang mustajab untuk berdoa ini. “Syukur Alhamdulillah, dengan antrian ini kita dapat leluasa untuk sholat dan berdoa dengan nyaman,” ujar Hj. Aminah, salah seorang jamaah umrah asal NTB.
Perempuan paruh baya yang pernah berhaji pada tahun 2016 lalu ini betul-betul memberikan apresiasi yang mendalam atas usaha pengelola Masjidil Haram untuk membuat jamaah nyaman dalam beribadah. “Terima kasih kepada para Askar yang rela mengatur jamaah yang ke Hijir Ismail ini,” ucapnya seraya menceritakan sulitnya beribadah dengan nyaman di area Hijir tahun 2016 lalu.
Lain lagi dengan ungkapan salah seorang Muthawwif, H. Dai yang mengakui banyak perubahan yang terjadi di Masjidil Haram. “Perubahannya luar biasa, terutama pembangunan di Masjidil Haram,” ungkapnya seraya mengatakan, hal itu dilakukan untuk membuat nyamannya jamaah dalam melakukan ibadah di Masjidil Haram ini.
Diakuinya, sistem antri untuk masuk ke area Hijir Ismail mulai diterapkan pemerintah Arab Saudi pasca pandemi covid 19 yang mulai menurun. “Sistem antri ini bagus diterapkan karena perempuan juga bisa sholat di Hijir dengan nyaman,” ujarnya sembari menambahkan lagi, kebijakan ini dilakukan pasca covid 19.
Demikian juga dengan mencium Hajar Aswad yang baginya adalah pekerjaan yang terlalu berat dan beresiko. “Saya yang sudah enam tahun di Makkah ini belum pernah cium Hajar Aswad karena takut,” jujurnya.
Laki-laki asal Madura ini mengungkapkan, ka’bah sebagai episentrum jamaah haji maupun umrah dari seluruh dunia pada momen haji tahun ini belum diperbolehkan untuk bisa mencium Hajar Aswad, namun sekarang jamaah sudah diperkenankan untuk menyentuh sudut Rukun Yamani, dan shalat di Hijr Ismail dan mencium Hajar Aswad. “Karena semua orang pingin ke Hijir, mengusap rukun yamani dan mencium Ka’bah, maka kita harus sabar antri dan sabar berdesak-desakan,” ujarnya. (nas)